iklan

iklan

Kamis, 23 Juni 2016

Pante Pede: hanya satu Kata: LAWAN!

Oleh Fidel Hardjo

Saya sependapat dengan kawan-kawan bahwa swasta memang lebih layak menanam investasi di Pede. Karena pemda tidak bisa urus bisnis. Hanya sangat kecewa, investor atau kapitalis berlaku seperti raja ketika sudah dapat izin investasi.

Beberapa hari yang lalu saya pergi pesiar ke waecicu. Di sana saya dicegat staf Silvia resort. Katanya publik yang bisa masuk ke pantai lewat jalan mereka dicas 100 ribu. Saya dan DUA turis kebetulan mau main-main ke pantai dicegat dan tentu sangat kecewa.

Kalo pemilik resort di pesisir pantai berlaku begini terus bagaimana kita menikmati pantai. Apa harus terbang dulu supaya bisa akses ke pantai?

Saya akhirnya berpikir bahwa perjuangan publik selama ini supaya nonprivatisasi Pede susdah rasional cukup. Bayangkan saja jika semua investasi resto dan resort di Kawasan pantai suka suka ngecas publik dengan tiket masuk. Sementara jalan-jalan publik masuk bibir pantai ditutup.

Di Bali saja, masuk pantai ada jalan publik bebas akses. Kok investor di Labuan Bajo pakai tutup akses segala dan dicas pula.

Barangkali ini refleksi ke-Pemimpin-an sekarang di Mabar. Masa pendatang seperti investor ngatur suka-suka asset publik.

Kalo sdh begini modelnya: hanya satu Kata: LAWAN!

TESTIMONI

Joel Hilton: Pemerintah pusat pun seakan tutup mata. Berkoar koar mau tarik devisa dari industri pariwisata. Tp tiket pesawat ke Indonesia timur masih selangit harga nya. Barusan cek tiket Jkt-Sorong bisa 2x lipat lebih mahal dr pd tiket Jkt-Maldives. Kalo kayak gini yah mending g ke maldives lah broo

Joe Taking: Sya pernah alami hal yg sama adik di Wae Cicu jga... Sya hardik aja petugasnya...akhirnya sya diijinkan masuk tanpa harus merogoh saku...hehehe...








Tidak ada komentar:

Posting Komentar